Selasa, 15 September 2015

Pengetahuan Dan Cara Memilih Jenis Oli Mesin



spesifikasi oli
Tips & Panduan memilih kekentalan/SAE Oli Mesin

Kekentalan suatu oli mesin merupakan sifat fisik oli yg cukup penting. Namun terkadang masih banyak angapan yang salah salah dalam mengartikan kekentalan/SAE suatu oli mesin . Bahkan tidak jarang mitosnya dimasyarakat lebih menonjol ketimbang faktanya yang sebenarnya.
Perlu diketahui Salah satu fungsi utama oli mesin adalah untuk mengurangi keausan yang disebabkan adanya gesekan atau friksi antar dua komponen didalam mesin yang bergerak atau bergesekan satu sama lain. Makin kecil koefisien gesek suatu oli mesin, maka pelumasan semakin baik dan keausan semakin kecil, dampak yang dapat diresakan adalah suara mesin terdengar halus.
Berikut sekilas tentang ilmu kekentalan oli ini dari hasil uji yg dilakukan di Lab. Lemigas terdapat berbagai merk dan SAE oli yg beredar di pasaran. semoga ini menjadi pencerahan bagi Kita semua dan tidak keliru lagi memaknai kode SAE/kekentalan suatu oli mesin.




kekentanlan oli


Hal2 yg perlu difahami ttg kekentalan/SAE oli mesin:
  • Kekentalan/SAE suatu oli mesin bukanlah ukuran mutu suatu oli. SAE hanyalah sebagai pembeda atau kelas-kelas suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya .
  • SAE rendah (encer) tidak identik dengan mutu yg lebih baik dibandingkan yg kental.
  • Makna sesungguhnya dari kode SAE bukanlah sekedar encer atau kental, tetapi lebih berkaitan pada kemampuan oli tsb. beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi.
  • Mis: Kode SAE 20W50 misalnya, makna dibalik kode ini sebenarnya, suatu oli yg memiliki kemampuan (telah lulus uji) distarter pada suhu (minus) -10 C dan bisa dialirkan di dalam mesin sampai suhu -20 C . dan memiliki minimum keketalan tertentu pada suhu tinggi 150 C (HTHS).
  • Untuk SAE 10W40 , lulus uji sampai – 30 . Semakin kecil angka SAE dg Huruf W semakin dingin suhu ujinya, dst.
  • Oli yg paling umum dipakai di negara bersalju adalah SAE 10W30 dan 5w30. Apapun jenis mobilnya. Disini faktor pertimbangnnya murni kondisi/suhu di negara tsb. Kalau memakai oli mis.20w50 , kendala utamanya adalah jenis oli tsb. bisa membeku pada kondisi dingin/salju di negara tsb. Utk Di Indonesia, sejatinya, enurut lembaga API berapapun kode SAE bisa dipakai tanpa mesti khawatir bermasalah dimesin.. Dan lebih utama adalah SAE 20w50,10w40. Namun utk ”performa/kinerja” mesin2 modern, oli2 lebih encer menjadi layak dipertimbangkan.
  • Pada umumnya oli kental + adtif friksi & anti aus yg bagus, lebih memiliki sifat perlindungan yg lebih baik pd mesin dibandingkan yg encer. Kalau Cuma kental aja tapi aditif nya jelek ga berpengruh. Oli encer lbih mendukung pada performa dan irit bensin, namun kekurangannya relatif kurang baik pada perlindungan mesin. Dan cenderung memperpendek usia mesin.
  • Keketalan/SAE bukanlah satu2nya hal yg mendukung kinerja dan perawatan mesin. Kandungan aditif pada oli lebih menentukan baik tidaknya perawatan mesin.

Dari hasil pengujian alat SRV (Swingung, Reibung, Verschelis), suatu alat uji yg digunakan utk menguji kemampuan oli mesin dalam melindungi komponen mesin dan uji gaya friksi (gesek) dan mengacu pada sifat pelumasan batas (pelumasan pada saat kritis-mis. Saat starter sampai kondisi optimal mesin), di Puslitbangtek Lemigas, div. Aplikasi, menunjukkan bhw gaya friksi (gesekan) dan aus nya mesin lebih ditentukan faktor keberadaan aditif dibandingkan faktor kekentalan oli mesin itu sendiri.
Alat ini, merupakan model simulasi pelumasan mesin menggunakan bola uji baja yg dilumuri oli mesin, ditekan dg gaya tertentu, serta digesekan pada sebidang plat datar, pada suhu tertentu selama 2 jam . Hasil aus mesin langsung ditansfer/direkam ke komputer utk dihitung Diameter keausan bola uji dari berbagai tingkat SAE dan merk.
Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang banyak ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia pakai (life time) mesin.
Fungsi

Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.

Jenis
Oli Mineral: Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

Oli Sintetis: Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.

SAE vs Temperatur
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang harus dilumasi.
Demikian semoga bermanfaat....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar